Perusahaan-perusahaan Tiongkok berencana untuk membuat kawasan industri hijau internasional

Perusahaan China GEM Co Ltd. berencana membangun International Green Industrial Park (IGIP) di Morowali, Sulawesi Tengah, dengan nilai investasi sekitar US$8 miliar (Rp129,74 triliun).Dengan investasi sebesar $2 milyar pada tahap pra-konstruksi, proyek ini berfokus pada daur ulang baterai dan nol-emisi, yang bertujuan untuk memanfaatkan semua bahan limbah dari pengolahan nikel dan menghindari emisi atau karbon ke lingkungan. Sebelumnya Grimme telah menginvestasikan $30 juta melalui pembangunan laboratorium bersama China-Indonesia di Institut Teknologi Bandung (ITB), yang digunakan untuk melatih talenta lokal. Greenmax mendaur ulang lebih dari 30 jenis sumber daya langka seperti kobalt, nikel, dan litium, serta memproses lebih dari 10% baterai dan limbah elektronik. dari Januari hingga September 2024, penjualan produk utama Perusahaan seperti prekursor terner dan kobalt tetraoksida meningkat secara signifikan dari tahun ke tahun, produksi nikel, penjualan, dan daur ulang baterai dari proyek nikel Indonesia juga meningkat secara signifikan, dan pendapatan penjualan daur ulang tungsten meningkat 47,35%. pada bulan November 2024 Grimme menandatangani perjanjian kerja sama senilai US$1,4 miliar dengan PT Vale Indonesia (INCO), yang bertujuan untuk membangun pabrik pengolahan nikel bebas emisi yang akan menghasilkan 60.000 ton feronikel per tahun, serta mencakup proyek-proyek investasi seperti penelitian ilmiah, ESG, dan pengembangan masyarakat. Xu Kaihua, pendiri Grimme, mengatakan bahwa ia berharap di masa depan, baterai dan limbah elektronik dunia dapat dikirim ke Indonesia untuk didaur ulang. Untuk keterlibatannya dalam industri baterai kendaraan listrik, Greenmax memiliki rencana investasi, tetapi akan berpartisipasi sebagai pemegang saham dan bukan beroperasi secara langsung.