MEMUAT BARANG...

Perusahaan-perusahaan Cina melakukan upaya besar untuk masuk ke industri aluminium Indonesia

中资企业大力进军印尼铝产业

Ketua Asosiasi Bauksit Indonesia mengatakan bahwa beberapa perusahaan China memasuki industri aluminium Indonesia melalui izin usaha industri (IUI), suatu bentuk investasi yang bukan merupakan smelter terintegrasi.Investasi pada smelter yang berdiri sendiri relatif lebih mudah dan lebih sederhana dibandingkan dengan investasi terintegrasi yang dimulai dari hulu industri pertambangan. Beberapa proyek pemurnian bauksit menjadi smelter aluminium saat ini sulit untuk didanai dan beberapa investor ragu-ragu untuk berinvestasi di sektor bauksit. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) telah mencatat 10 smelter yang belum menyelesaikan proyek-proyek izin usaha pertambangan operasi produksi (IUP OP), yang membutuhkan investasi terintegrasi dari hulu industri pertambangan ke kilang dan smelter. Hanya dua perusahaan yang telah menyelesaikan pembangunan smelter, yaitu PT Well Harvest Winning Alumina dan Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR) di Muangkabeksa, Kalimantan Barat, sedangkan 10 perusahaan yang terkena denda sedang melakukan negosiasi dengan harapan dapat membangun smelter tanpa terkena denda. Smelter yang dibangun dengan IUI dapat diselesaikan lebih cepat dan prosesnya lebih singkat dibandingkan dengan IUP OP. Indonesia saat ini memiliki 14 proyek smelter mineral terintegrasi dengan total investasi sebesar US$8,69 miliar (sekitar Rp144,02 triliun), yang didominasi oleh sektor bauksit, dimana 6 proyek smelter bauksit terintegrasi yang sedang dalam tahap pembangunan memiliki investasi sebesar US$2,18 miliar.7 Smelter bauksit yang sedang dibangun dengan kecepatan di bawah 60%, dimana PT Kalbar Bumi di Sangkor, Provinsi Kalimantan Barat Izin PT Kalbar Bumi Perkasa telah dicabut. Dengan adanya kendala produksi dalam negeri, makaCastle Peak Holdings GroupLtd, Shandong Nanshan Aluminium dan perusahaan-perusahaan Cina lainnya mengalihkan perhatian mereka ke Indonesia, negara dengan ekonomi terbesar di Asia Tenggara, dan berinvestasi besar-besaran di pabrik peleburan dan pemurnian baru. Goldman Sachs Group memperkirakan kapasitas aluminium Indonesia dapat tumbuh lima kali lipat pada akhir dekade ini. Direktur konsultan ini percaya bahwa Indonesia akan menjadi pusat gravitasi industri aluminium global dalam lima tahun ke depan.

 

© 版权声明

相关文章

id_IDIndonesian