MEMUAT BARANG...

Perusahaan Indonesia kembangkan lima proyek hilirisasi batu bara strategis

印尼企业开发五大战略性煤炭下游项目

PT Bukit Asam (PTBA) tengah mengembangkan setidaknya lima proyek hilirisasi batu bara strategis yang mencakup gasifikasi batu bara untuk menghasilkan berbagai macam produk, dengan beberapa proyek dalam berbagai tahap.Hal ini termasuk rencana gasifikasi batu bara untuk menghasilkan DME, yang diharapkan dapat menggantikan LPG, tetapi saat ini terhambat oleh masalah keekonomian dan kecocokan infrastruktur. Telah melakukan pendekatan dengan beberapa mitra potensial di China, hanya East China Engineering and Technology Company Limited (ECEC) yang menyatakan niat investasinya, dengan usulan processing service fee (PSF) yang lebih tinggi dari ekspektasi Kementerian ESDM tahun 2021, untuk artificial graphite akan bekerja sama dengan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), sedang dalam tahap persiapan basic engineering design dan pemutakhiran yang diperkirakan akan selesai akhir tahun 2025. Total investasi sekitar 287,39 miliar rupiah, rencana pembangunan pabrik percontohan di Tanjung Enin pada tahun 2026, pembangunan pabrik percontohan pada tahun 2027-2028, uji coba dan pemeliharaan pada tahun 2029, produk dapat digunakan untuk anoda baterai kendaraan listrik, terhitung 22% komponen baterai lithium; perusahaan akan bekerja sama dengan Universitas Gatchamada (UGM) untuk mengembangkan asam humat yang digunakan di bidang pertanian yang dapat meningkatkan kualitas dan kesuburan tanah. kesuburan tanah dan membantu produktivitas pertanian di Indonesia. Dengan menggunakan batu bara berkalori rendah dari tambang batu bara Peranap di provinsi Riau untuk membuat prototipe awal, perusahaan berencana untuk memproses 60 ton batu bara per tahun untuk menghasilkan 21 ton asam humat dengan biaya Rp 57,4 miliar, dengan target memasuki tahap komisioning pada tahun 2025, dengan pendanaan dari sumber internal.

Perusahaan ini juga akan menginvestasikan US$3,2 miliar (sekitar Rp 52,58 triliun) dalam kemitraan dengan Pertamina Gas Indonesia (PGAS), yang bertujuan untuk memberikan solusi alternatif bagi kebutuhan gas alam di Indonesia dan meningkatkan keragaman portofolio energi gas di Indonesia. Memanfaatkan 2,93 miliar ton batubara berkalori rendah, dengan konsumsi tahunan sebesar 8,4 juta ton untuk menghasilkan 240 miliar BTU/hari (sekitar 1,6 juta ton/tahun), kilang ini akan dibangun di Tanjung Enin dan dilaksanakan melalui model usaha patungan (PTBA, PGAS, dan mitra teknologi), dimana PGAS akan menyalurkannya melalui jaringan pipa yang sudah ada; metanol memiliki peran penting dalam berbagai industri seperti petrokimia, tekstil, plastik, dan sebagainya. Saat ini dalam tahap studi kelayakan, direncanakan untuk mengkonsumsi 4,7-6,3 juta ton batubara per tahun dan memproduksi 1,5 juta ton metanol per tahun, dengan belanja modal ~US$2,3 miliar dan ROI 14%-15%.
© 版权声明

相关文章

id_IDIndonesian