Indonesia bergantung pada impor Cina untuk sebagian besar kebutuhan bajanya
Wakil Menteri Perindustrian baru-baru ini menyatakan pada sesi kerja Komite Keenam Majelis Nasional bahwaTerdapat ketidakseimbangan penawaran-permintaan yang serius di industri baja Indonesia, dengan sekitar 55% permintaan domestik yang bergantung pada impor, yang sebagian besar berasal dari Tiongkok, sementara tingkat pemanfaatan kapasitas industri baja domestik hanya sekitar 50%, yang mengakibatkan sejumlah besar kapasitas menganggur.
Data menunjukkan bahwa pada tahun 2024 Indonesia berada di peringkat ke-14 dalam produksi baja global sebesar 18 juta ton, meningkat 1.10% dari tahun 2019, tetapi total produksi baja global adalah 1.084 juta ton, dengan China sebagai produsen terbesar dengan pangsa produksi 53,3%, diikuti oleh India. Industri baja IndonesiaPemanfaatan kapasitas rata-rata adalah 52,70%.