Angka-angka terbaru dari Kementerian Investasi menunjukkan bahwa antara tahun 2020 dan paruh pertama tahun 2025, jumlahInvestasi langsung kumulatif Tiongkok di Indonesia telah mencapai 578 triliun rupiah (sekitar 254 miliar yuan).Meningkat 311 TP3T dari enam tahun lalu, hal ini menjadikannya sebagai salah satu sumber investasi asing terbesar di Indonesia.Investasi ini berfokus pada tiga bidang utama, termasuk industri pengolahan logam (mencapai 44%) yang berfokus pada investasi di kawasan industri nikel di provinsi Maluku Utara, dengan nilai lebih dari 254 triliun rupiah.
Transportasi dan Komunikasi (18%) mencakup proyek-proyek seperti pelabuhan dan infrastruktur 5G; Bahan Kimia dan Farmasi (10%) mendorong peningkatan rantai industri farmasi lokal.60% diinvestasikan di daerah-daerah yang kaya akan sumber daya alam di luar Pulau Jawa, seperti Sumatera dan Kepulauan Maluku; sisanyaJawa (Pulau Indonesia)Daerah padat penduduk, mendukung pembangunan pabrik oleh perusahaan mobil listrik BYD dan Yadi.
Demikian ungkap pejabat terkait.Modal dan teknologi Tiongkok mempercepat strategi pemrosesan sumber daya dalam negeri, dan proyek mineral 48% semuanya melibatkan perusahaan-perusahaan Tiongkok.Pada bulan Mei tahun ini, kedua negara menandatangani perjanjian pembangunan bersama kawasan industri dan penyelesaian mata uang lokal, dan OCBC serta bank-bank lain telah membuka layanan penukaran langsung RMB-Indonesia untuk mengurangi biaya transaksi lintas batas.
© 版权声明
Artikel ini memiliki hak cipta dan tidak boleh direproduksi tanpa izin.