
Indonesia berencana untuk meluncurkan 18 proyek industri kimia hilir pada tahun 2026 dengan total investasi lebih dari Rp 600 triliun, yang diharapkan dapat menciptakan 270.000 lapangan kerja.Menteri ESDM mengatakan bahwa proyek ini sejalan dengan arahan Presiden Prabowo untuk mempercepat proses hilirisasi di sektor perikanan, pertanian, serta energi dan mineral.
67% dari proyek-proyek ini berlokasi di luar Jawa untuk mendorong pembangunan regional yang seimbang. Proyek-proyek utama meliputi:Smelter Aluminium Kalimantan Barat (Rp 60 triliun), Proyek Multi-Lokasi Coal to DME (Rp 164 triliun), Industri Nikel dan Stainless Steel Sulawesi Tengah (Rp 38,4 triliun), dan Pengolahan Produk Tembaga Jawa Timur (Rp 19,2 triliun).Ada juga pengembangan bijih besi Papua (Rp 19 triliun), kilang minyak nasional (Rp 160 triliun), dan fasilitas penyimpanan minyak (Rp 72 triliun).
Promosi khusus oleh PemerintahDimethyl ether (DME) digunakan sebagai bahan dalam gas minyak cair (LPG).LPG) alternatifuntuk mengurangi ketergantungan impor energi. Permintaan tahunan LPG di Indonesia saat ini adalah sekitar1,2 juta tonNegara ini diperkirakan akan mencapai 10 juta ton pada tahun 2026, dan ada kebutuhan mendesak untuk membangun industri energi dalam negeri.
Proyek ini, yang studi kelayakannya dilakukan oleh lembaga manajemen investasi Dana Nusantara (Danantara), meliputiPengolahan mineral, produk pertanian bernilai tambah (misalnya kelapa, kelapa sawit, rumput laut) dan sumber energi baru (modul surya terintegrasi)), antara lain, dengan tujuan mendorong pertumbuhan ekonomi, penciptaan lapangan kerja, dan substitusi produk impor.
© 版权声明
Artikel ini memiliki hak cipta dan tidak boleh direproduksi tanpa izin.