MEMUAT BARANG...

Raksasa perusahaan Indonesia sering terjun ke bidang properti dan logistik

印尼企业巨头频繁涉足房地产和物流

Dua konglomerat terbesar di Indonesia, Grup Djarum dan Grup Astra, telah lebih sering melakukan akuisisi di sektor real estat dan logistik akhir-akhir ini, sebuah langkah yang dilihat sebagai tanda kepercayaan yang kuat terhadap prospek pemulihan ekonomi jangka panjang Indonesia.Astra International, melalui anak perusahaannya PT Saka Industrial Arjaya (SIA), secara resmi telah mengakuisisi mayoritas saham PT Mega Manunggal Property (MMLP), SIA akan mengakuisisi sekitar 83,67% saham MMLP, dan pada saat selesainya transaksi, SIA akan menjadi pengendali baru MMLP, dan Astra diwajibkan untuk melakukan penawaran tender wajib kepada publik sebagaimana disyaratkan. Akuisisi ini merupakan bagian dari strategi pengembangan bisnis dan investasi jangka panjang SIA dan merupakan bagian dari perluasan portofolio bisnisnya di sektor real estat dan logistik. Kendaraan investasi Djarum, PT Dwimuria Investama Andalan, yang memiliki kepemilikan saham sebesar 6,56% (308,73 juta lembar saham) di SSIA, telah muncul sejak tanggal 4 Juli 2025 dan seterusnya Daftar pemegang saham SSIA yang memegang lebih dari 5% dan terus meningkatkan kepemilikannya. Perusahaan juga memiliki 8,32% di PT Sarana Menara Nusantara (TOWR) dan mengakuisisi seluruh saham yang telah dibeli kembali oleh PT Medikaloka Hermina (HEAL) di luar Bursa Efek Indonesia pada tanggal 25 Juni 2025. PT Chandra Asri Pacific (TPIA ) memiliki 5,60% saham SSIA (sekitar 263,41 juta saham) melalui CAP Fund.TPIA telah memiliki lebih dari 5% saham SSIA pada bulan Maret 2025, kemudian menghilang dari daftar dan muncul kembali pada pertengahan Juli 2025, dengan alasan bahwa langkah tersebut merupakan bagian dari strategi portofolio dan tidak dimaksudkan untuk mengambil alih kendali langsung atas SSIA. Sektor ritel lebih terpengaruh oleh tekanan pasar, dengan Indeks Siklis Konsumen BEI mengalami kontraksi sebesar 15,72% dan penurunan daya beli konsumen, sementara indikator seperti data PMI dan inflasi juga menunjukkan lemahnya permintaan dari masyarakat, dan sektor logistik juga terpukul oleh ekonomi yang lemah. Namun, ia percaya bahwa dengan latar belakang ini, langkah akuisisi oleh perusahaan-perusahaan besar adalah strategis, mirip dengan apa yang terjadi ketika industri perhotelan berjuang selama Epidemi Mahkota Baru ketika diakuisisi oleh grup lain, dan bahwa akuisisi SSIA dan MMLP ini menunjukkan bahwa grup-grup ini optimis akan potensi pemulihan ekonomi Indonesia, meskipun pemulihan ini bersifat jangka panjang dan bukan sesuatu yang bisa direalisasikan dalam jangka pendek.

© 版权声明

相关文章

id_IDIndonesian