Ekspansi manufaktur Indonesia menciptakan lebih banyak lapangan kerja baru

Kementerian Perindustrian mengonfirmasi laju pertumbuhan industri nasional sebesar 5,60% pada kuartal kedua tahun 2025, yang diverifikasi oleh indikator-indikator yang valid, antara lain Indeks Keyakinan Industri (IKI), Purchasing Managers' Index Manufaktur Bank Indonesia (PMI BI), data investasi dan ekspor industri.Kementerian Perindustrian menekankan bahwa mereka hanya menggunakan IKI dan PMI BI sebagai dasar perumusan kebijakan (yang lebih akurat dan komprehensif karena mencakup jumlah responden yang lebih besar), dan tidak menggunakan S&P Global yang diterbitkan oleh S&P.PMI Manufakturyang digunakan sebagai referensi umum saja. Data pertumbuhan ekonomi dan manufaktur yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik cukup akurat dan IKI dan PMI BI menunjukkan bahwa sektor manufaktur terus berada dalam fase ekspansif pada kuartal kedua tahun 2025 (dengan indeks yang lebih tinggi dari 50), dan pengeluaran investasi di sektor manufaktur berada dalam tren meningkat. pada paruh pertama tahun 2025, 1.641 perusahaan membangun fasilitas produksi baru, dengan total investasi sebesar Rp 80.332 triliun, seperti yang dilaporkan melalui Sistem Informasi Industri Nasional (NIIS). Ekspansi industri secara langsung mengarah pada penciptaan sekitar 303.000 lapangan kerja baru, jauh lebih tinggi daripada jumlah PHK yang dilaporkan oleh sektor lain atau asosiasi pengusaha. Pada semester pertama tahun 2024, Kementerian Ketenagakerjaan mencatat 42.385 PHK, meningkat 32.191 TP3T dari periode yang sama tahun 2023 (32.064 pada periode yang sama tahun 2023). Juru bicara Kementerian Perindustrian mengatakan bahwa pertumbuhan manufaktur akan lebih ditingkatkan jika kebijakan yang menguntungkan industri diterapkan, dengan rekomendasi khusus termasuk mengendalikan impor produk jadi; mengalihkan pelabuhan masuk untuk produk jadi impor ke pelabuhan di Indonesia bagian timur; mengamankan pasokan bahan baku (terutama bahan baku gas untuk industri tertentu); dan mengurangi untuk akses ke pasar domestik.