Investasi di industri hilir Indonesia melebihi 280 triliun pada paruh pertama tahun ini

Pada paruh pertama tahun 2025, realisasi investasi di industri hilir Indonesia mencapai Rp 280,8 triliun, naik 54,81 triliun dari tahun ke tahun, menyumbang 29,81 triliun dari total investasi negara (Rp 942,9 triliun) pada periode yang sama; dari jumlah tersebut, investasi pada kuartal kedua mencapai Rp 144,5 triliun, menyumbang 30,21 triliun dari total investasi kuartal tersebut (Rp 477,7 triliun), yang menunjukkan tren peningkatan.Sektor mineral memimpin dengan 193,8 triliun rupiah, dengan nikel (94,1 triliun rupiah) sebagai pusatnya, diikuti oleh tembaga (40 triliun rupiah) dan bauksit (27,7 triliun rupiah). Industri hilir nikel merupakan jantung dari ekosistem kendaraan listrik (termasuk baterai dan sistem daur ulang), dengan proyek senilai $9 miliar (sekitar 150 triliun rupiah) di seluruh industri (mulai dari penambangan nikel hingga daur ulang baterai) yang dipromosikan melalui kemitraan dengan badan usaha milik negara. Sektor perkebunan dan kehutanan menyumbang 67,4 triliun rupiah, dengan kelapa sawit (31,6 triliun rupiah), kayu gelondongan (24,9 triliun rupiah), dan karet (8,2 triliun rupiah) sebagai komponen utama. Investasi di sektor minyak dan gas mencapai 17,3 triliun dolar, termasuk 7,9 triliun dolar untuk minyak mentah dan 9,4 triliun dolar untuk gas alam. Investasi di sektor perikanan sebesar 2,3 triliun dong, termasuk garam, tuna, cakalang,makarelUdang, rumput laut, tombak, nila, dan komoditas lainnya. Menteri Investasi dan Industri Hilir mengatakan bahwa dengan masuknya investor baru dan kemajuan beberapa proyek hilirisasi komoditas strategis, investasi di industri hilir diperkirakan akan terus tumbuh di paruh kedua tahun 2025 dan menjadi pilar penting dalam mendorong pertumbuhan ekonomi negara yang berkelanjutan.